BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 26 Februari 2010

SINDROM ASPERGER

Setelah saya menonton film yang berjudul MY NAME IS KHAN, saya mendapatkan inspirasi untuk judul blog saya selanjutnya. Kebetulan, pemeran utama film tersebut menderita penyakit Sindrom Asperger. Dan akhirnya menjadi judul untuk blog saya.

Apa itu Sindrom Asperger?
Sindrom Asperger adalah salah satu gejala autisme di mana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima. Sindrom ini ditemukan oleh Hans Asperger pada tahun 1944.

Sindrom Asperger dibedakan dengan gejala autisme lainnya dilihat dari kemampuan
linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi atau rata-rata (ini berarti sebagian besar penderita sindrom Asperger bisa hidup secara mandiri, tidak seperti autisme lainnya).

Asperger memiliki kesulitan untuk memahami bentuk-bentuk komunikasi non-verbal serta kata-kata yang memiliki banyak arti seperti itu, dan mereka hanya memahami apa arti kata tersebut, seperti yang ia pahami di dalam
kamus. Para penderita sindrom Asperger tidak mengetahui bagaimana memahami ironi, sarkasme, dan penggunaan bahasa slang, apalagi memahami mimik muka/eskpersi orang lain. Mereka juga tidak tahu bagaimana caranya untuk bersosialisasi dengan orang lain dan cenderung menjadi pemalu.

Penting untuk diperhatikan bahwa penyandang SA memandang dunia dengan cara yang berlainan. Sebab itu, banyak perilaku yang aneh dan luar biasa yang disebabkan oleh perbedaan neurobiologi tersebut, bukan karena sengaja berlaku kasar atau berlaku tidak sopan, dan yang lebih penting lagi, adalah bukan dikarenakan 'hasil didikan orang tua yang tidak benar'.
Bagian otak yang memiliki kaitan untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain juga sebenarnya mengontrol bagaimana tubuh bergerak dan juga keseimbangan tubuh. Karena itu, seorang penderita sindrom Asperger mungkin mengalami masalah yang melibatkan pergerakan tubuh, seperti halnya olah raga, atau bahkan jalan kaki, yang terkadang sering terpeleset. Mereka juga memiliki kebiasaan grogi/nervous.
Para penderita sindrom Asperger cenderung lebih baik dibandingkan orang-orang lain dalam beberapa hal seperti matematika dan hitung-hitungan, tulisan serta pemrograman komputer. Banyak Penderita sindrom Asperger memiliki cara penulisan yang lebih baik dibandingkan dengan cara mereka berbicara dengan orang lain. Mereka juga memiliki sebuah minat yang khusus yang mereka tekuni dan bahkan mereka menekuninya sangat detail, serta mereka justru menemukan hal-hal kecil yang orang lain sering melewatkannya

Sifat-sifat dalam belajar dan berperilaku pada murid penyandang Asperger antara lain:

1. Sindrom Asperger merupakan suatu sifat khusus yang ditandai dengan kelemahan kualitatif dalam berinteraksi sosial. Sesorang penyandang Sindrom Asperger dapat bergaul dengan orang lain, namun dia tidak mempunyai keahlian berkomunikasi dan mereka akan mendekati orang lain dengan cara yang ganjil (Klin & Volkmar, 1997). Mereka sering tidak mengerti akan kebiasaan sosial yang ada dan secara sosial akan tampak aneh, sulit ber-empati, dan salah menginterpretasikan gerakan-gerakan. Pengidap Sindrom Asperger sulit dalam berlajar bersosialisasi serta memerlukan suatu instruksi yang jelas untuk dapat bersosialisasi.

2. Walaupun anak-anak penyandang Sindrom Asperger biasanya berbicara lancar saat mencapai usia lima tahun, namun mereka sering mempunyai masalah dalam menggunakan bahasa dalam konteks sosial ( pragmatik ) dan tidak mampu mengenali sebuah kata yang memiliki arti yang berbeda-beda (semantic) serta khas dalam berbicara /prosodi (tinggi rendahnya suara, serta tekanan dalam berbicara) (Attwood, 1998).
3. Mereka juga sering kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan, atau menerima kegagalan yang dialaminya, serta tidak siap belajar dari kesalahan-kesalahanya. (Attwood 1998).
4. Diperkirakan bahwa 50% - 90% dari penyandang Sindrom Asperger mempunyai kesulitan dalam koordinasi motoriknya (Attwood 1998). Motorik yang terkena dalam hal melakukan gerakan yang berpindah-pindah (locomotion), kecakapan bermain bola, keseimbangan, cakap menggerakan sesuatu dengan tangan, menulis dengan tangan, gerak cepat, persendian lemah, irama serta daya mengikuti gerakan-gerakan.
5. Seorang penyandang SA memiliki kesamaan sifat dengan penyandang autisme yaitu dalam menanggapi rangsangan sensori. Mereka bisa menjadi hiper sensitif terhadap beberapa rangsangan tertentu dan akan terikat pada suatu perilaku yang tidak biasa dalam memperoleh suatu rangsangan sensori yang khusus.
6. Seorang penyandang SA biasanya kelihatan seperti tidak memperhatikan lawan bicara, mudah terganggu konsentrasinya dan dapat / pernah dikategorikan sebagai penyandang ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) sewaktu di-diagnosa dalam masa kehidupan mereka (Myles & Simpson, 1998).
7. Rasa takut yang berlebihan juga merupakan salah satu sifat yang dihubungkan dengan penyandang SA. Mereka akan sulit belajar menyesuaikan diri dengan tuntutan bersosialisasi di sekolah. Instruksi yang baik dan benar akan membantu meringankan tekanan-tekanan yang dialaminya.
CARA MENGATASI ANAK SINDROM ASPERGER
1. Selalu ramah kepada anak, tetapi tegas. Jika anda memainkan suatu permainan dan si anak sulit memahaminya, maka lemah lembutlah sekaligus bersikap tegas. Anda mungkin harus menyisihkan waktu untuk memberi penjelasan selama berulang-ulang. Tetapi anak harus bisa belajar mentaati aturan-aturan sama halnya seperti orang lain.
2. Berikan kepada anak penderita Asperger peluang untuk mempraktekkan keahlian yang kurang pada diri mereka. Saya mengerti bahwa anda tidak dapat memaksakan mereka untuk melakukan semuanya. Tetapi jika mereka punya kesempatan untuk melakukan sesuatu bagi diri mereka, maka buatlah yang terbaik untuk mendorong mereka menyelesaikan tugas sebisa mungkin, berikan selalu semangat yang bisa membesarkan hati.
3. Terkadang perilaku yang tidak menyenangkan dari si anak perlu kita abaikan. Saya tahu ini sulit tetapi terkadang inilah yang terbaik. Situasinya seperti anak kecil yang sedang marah hebat. Seringkali kita sebagai orang tua akan mengabaikan perilaku tersebut sampai hilang dengan sendirinya. Tetapi, aktivitas yang memang terlihat jelas membahayakan seharusnya dihentikan dengan segera.
4. Jika diperlukan, bertanyalah kepada si anak apakah anda bisa membantu mereka, khususnya jika anda melihat si anak sedang berjuang dengan sesuatu. Mereka mungkin berkata tidak, tetapi menawarkan pertolongan selalu merupakan sikap yang baik. Ini tidak berarti bahwa anda mengambil alih dan melakukan semua untuk anak. Anda terkadang perlu menyeimbangkan.

READING DISORDER

Dalam masalah belajar atau Learning Disorder, kesulitan membaca adalah gangguan yang paling banyak dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Reading Disorder atau gangguan membaca adalah kemampuan membaca dibawah rata-rata pada umur yang sama dengan IQ dan tingkat pendidikan yang sama, sehingga masalah ini menghambat keberhasilan akademis atau kegiatan sehar-hari yang melibatkan membaca.

Reading Disorder atau gangguan memmbaca mempunyai ciri – ciri yaitu terganggunya kemampuan mengenal kata-kata atau lambat dan membaca secara keliru, serta mengalami kehambatan dalam mengerti sesuatu bacaan. Anak yang mengalami gangguan sulit berkonsentrasi beresiko mengalami Reading Disorder. Istilah yang biasa digunakan adalah Dyslexia untuk menggambarkan gejala kesulitan berbicara, berbahasa, dan kerancuan membedakan kiri dan kanan.

Tingkatan Reading Disorder :
1. kemampuan membaca jauh di bawah kemampuan usia, kecerdasan IQ, dan tingkat pendidikan.
2. dapat mengganggu perstasi akademis atau kegiatan sehari-hari yang membutuhkan keterampilan membaca.
3. kurangnya kemampuan menginderaan sensori.
Cara menyembuhkan penderita Reading Disorder :
1. memfokuskan perhatian anak pada hubungan antara suara bicara dan ejaan.
2. mengenalkan suku kata.
3. meningkatkan kemampuan sosial.

SUMBER: mindclinic.co.id

Minggu, 21 Februari 2010

HIPERAKTIF

Anak hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian. Hiperaktif merupakan turunan dari Attention Deficit Hiperactivity Disorder atau ADHD.

Gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada sistem saraf pusat dan otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Ada juga penyebab lainnya, yakni: temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak serta epilepsi. Bisa juga kondisi gangguan di kepala, seperti gegar otak, trauma kepala karena persalinan sulit atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.

Apakah ciri-ciri anak Hiperaktif?
1. Tidak Fokus : Anak dengan gangguan hiperaktivitas tidak bisa berkonsentrasi lebih dari lima menit. Dengan kata lain, ia tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan perhatiannya kepada hal lain.
2. Menentang : Misalnya, anak Hiperaktif akan marah apabila ia dilarang bermain atau ia akan menanggapinya dengan sikap “cuek”.
3. Merusak : Anak Hiperaktif akan merusak barang-barang yang tersusun rapi dirumah atau lingkungannya
4. Tidak kenal lelah : maksudnya, ia akan terus berlari atau berloncat-loncatan terus menerus.
5. Tidak ada tujuan : misalnya anak hiperaktif memanjat dan menuruni tangga tanpa maksud tertentu.
6. Intelektualitas rendah : Seringkali intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktivitas berada di bawah rata-rata anak normal. Mungkin karena secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak bisa menunjukkan kemampuan kreatifnya.

Cara agar bisa melatih anak hiperaktif :
1. Melatih kontak mata bila mengajak berbicara. Usahakan ia menatap mata orang yang mengajak bicara. Gunakan volume suara yang agak keras (tak berteriak), dengan nada bicara tegas (bukan marah). Bila perlu, pegang bahu atau tubuh anak agar ia mau menatap lawan bicara. Tak memberi instruksi panjang lebar, singkat saja, diberikan bertahap dan dilakukan pada jarak dekat (tak menyuruh dari tempat berjauhan).
2. Menciptakan lingkungan yang konsisten dan teratur. Contohnya, anak perlu dibantu menaruh mainan di tempatnya dan mainan diberikan dalam jumlah terbatas; bantu mengarahkan anak melakukan kegiatan sehari-hari karena ia tak dapat dilepas sendiri (akan kacau); ada batasan yang jelas tentang apa yang diharapkan dan konsekuensi yang akan diterima bila melanggar.
3. Hindari mengajak anak ke tempat yang mudah memecah perhatiannya seperti ke supermarket. Di rumah hendaknya bersih dari barang-barang hiasan yang rentan kena sentuhan.
4. Mencubit karena tak bisa diam atau memberikan hukuman-hukuman lain tak menyelesaikan masalah. Secara organis ada disfungsi pada susunan saraf pusatnya sehingga perintah untuk diam dari otak tak terlaksana. Bila sudah lancar bicara, tak menjamin aktivitas anak jadi normal. Memang dengan bertambahnya usia, hiperaktivitas akan berkurang, tapi kalau penyebab organis tak teratasi, setelah remaja atau dewasa berkembang menjadi anak yang sering gelisah bila harus duduk menyimak untuk waktu lama.
5. Agar gangguan emosi yang diderita anak dapat diminimalkan, ajak anak berlarian sambil mendengarkan aba-aba, ajaklah berjalan-jalan ke taman untuk menunjukkan berbagai hal (dilakukan satu per satu, memperkenalkan nama-nama benda yang dilihat). Berenang merupakan salah satu kegiatan yang dianjurkan atau bermain di pantai, asalkan dijaga dengan baik demi keselamatan anak.

Untuk bisa menangani anak hiperaktif, ada baiknya mengikuti support group dan parenting skill-training. Tujuannya agar bisa lebih memahami sikap dan perilaku anak, serta apa yang dibutuhkan anak, baik secara psikologis, kognitif (intelektual) maupun fisiologis. Jika si anak merasa bahwa orang tua dan anggota keluarga lain bisa mengerti keinginannya, perasaannya, frustasinya, maka kondisi ini akan meningkatkan kemungkinan anak bisa tumbuh seperti layaknya orang-orang normal lainnya.

SUMBER : TABLOID NIKITA