BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 19 April 2011

PRIVASI, RUANG PERSONAL, TERITORIALITAS SERTA HUBUNGANNYA

Nama : Tiara Nazwita Amin

Kelas : 3PA06

NPM : 10508224

Judul : PRIVASI, RUANG PERSONAL, TERITORIALITAS SERTA HUBUNGANNYA


PRIVASI

Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan itu menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain (Dibyo Hartono, 1986). Menurut Rapoport, privasi adalah kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan dan kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan. Selain itu Altman (1975) menjelaskan beberapa fungsi privasi, yaitu:

1. Privasi adalah pengaruh dan pengontrol interaksi interpersonal

2. Merencanakan dan membuat strategi untuk berhubungan dengan orang lain

3. Memperjelas konsep diri dan identitas diri.

Dalam hubungannya dengan orang lain, manusia memiliki referensi tingkat privasi yang diinginkannya. Ada saat-saat dimana seseorang ingin berinteraksi dengan orang lain (privasi rendah) dan ada saat-saat dimana ia ingin menyendiri dan terpisah dari orang lain (privasi tinggi). Untuk mencapai hal itu, ia akan mengontrol dan mengatur melalui suatu mekanisme perilaku, yang digambarkan oleh Altman sebagai berikut:

a. Perilaku Verbal

Perilaku ini dilakukan dengan cara mengatakan kepada orang lain secara verbal, sejauh mana orang lain boleh berhubungan dengannya.

b. Perilaku Non Verbal

Perilaku ini dilakukan dengan menunjukkan ekspresi wajah atau gerakan tubuh tertentu sebagai tanda senang atau tidak senang.

c. Mekanisme Kulturasi

Budaya mempunyai bermacam-macam adat istiadat, aturan, yang menggambarkan keterbukaan atau ketertutupan kepada orang lain dan hal ini sudah diketahui oleh banyak orang pada budaya tertentu.

d. Ruang Personal

Ruang personal adalah salah satu mekanisme perilaku untuk mencapai tingkat privasi tertentu.

e. Teritorialitas

Pembentukan kawasan teritorial adalah mekanisme prilaku lain untuk mencapai privasi tertentu.

Menurut Westin, privasi terbagi menjadi empat macam, yaitu solitude, intimacy, anonymity, dan reserve.

1. Solitude

Seseorang ingin menyendiri dan bebas dari pengamatan orang lain serta dalam kondisi privasi yang ekstrim.

2. Intimacy

Adalah keadaan seseorang yang bersama orang lain namun bebas dari pihak-pihak lain.

3. Anonymity

Adalah keadaan seseorang yang tidak menginginkan untuk dikenal oleh pihak lain, sekalipun ia berada di dalam suatu keramaian umum.

4. Reserve

Adalah keadaan seseorang yang menggunakan pembatasan psikologis untuk mengontrol gangguan yang tidak dikehendaki.

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi privasi yaitu faktor personal, faktor situasional, dan faktor budaya.

1. Faktor Personal

Menurut Marshall, perbedaan dalam latar belakang pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan akan privasi. Dalam penelitiannya, ditemukan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam suasana rumah yang sesak akan lebih memilih keadaan yang anonym dan reserve saat ia dewasa. Sedangkan orang menghabiskan sebagian besar waktunya di kota akan lebih memilih keadaan anonym dan intimacy.

2. Faktor Situasional

Beberapa hasil penelitian tentang privasi dalam dunia kerja, secara umum menyimpulkan bahwa kepuasan terhadap kebutuhan akan privasi sangat berhubungan dengan seberapa besar lingkungan mengijinkan orang-orang di dalamnya untuk menyendiri (Gifford, 1987).

3. Faktor Budaya

Tidak terdapat keraguan bahwa perbedaan masyarakat menunjukkan variasi yang besar dalam jumlah privasi yang dimiliki anggotanya. Dalam masyrakat Arab, keluarga-keluarga menginginkan tinggal di dalam rumah dengan dinding yang padat dan tinggi mengelilinginya (Gifford, 1987).

Pengaruh Privasi Terhadap Perilaku

Altman (1975) menjelaskan bahwa fungsi psikologis dari perilaku yang penting adalah untuk mengatur interaksi antara seseorang atau kelompok dengan lingkungan sosial. Bila seseorang mendapatkan privasi seperti yang diinginkannya maka ia akan dapat mengatur kapan harus berhubungan dengan orang lain dan kapan harus sendiri. Menurut Westin (1982), ketertutupan terhadap informasi personal yang selektif, memenuhi kebutuhan individu untuk membagi kepercayaan dengan orang lain. Keterbukaan membantu individu untuk menjaga jarak psikologis yang pas dengan orang lain dalam banyak situasi.

Privasi juga berfungsi mengembangkan identitas pribadi yaitu mengenal dan menilai diri sendiri.Proses mengenal dan enilai diri ini tergantung pada kemampuan untuk mengatur sifat dan gaya interkasi dengan orang lain. Intinya adalah fungsi psikologis dari privasi dapat dibagi menjadi :

1. Privasi memainkan peran dalam mengelola interaksi sosial yang kompleks didalam kelompok sosial.

2. Privasi membantu kita memantapkan perasaan identitas pribadi.

RUANG PERSONAL

Istilah personal space pertama kali digunakan oleh Katz pada tahun 1973 dan bukan merupakan sesuatu yang unik dalam istilah psikologi, karena istilah ini juga dipakai dalam bidang biologi, antropologi, dan arsitektur (Yusuf, 1991). Masalah mengenai ruang personal ini berhubungan dengan batas-batas di sekeliling seseorang. Menurut Sommer, ruang personal adalah daerah di sekeliling seseorang dengan batas-batas yang tidak jelas dimana seseorang tidak boleh memasukinya. Goffman menggambarkan ruang personal sebagai jarak daerah di sekitar individu dimana jika dimasuki orang lain, menyebabkan ia merasa batasnya dilanggar, merasa tidak senang, dan kadang-kadang menarik diri.

Beberapa definisi ruang personal secara implisit berdasarkan hasil-hasil penelitian, antara lain:

a. Ruang personal adalah batas-batas yang tidak jelas antara seseorang dengan orang lain.

b. Ruang personal sesungguhnya berdekatan dengan diri sendiri.

c. Pengaturan ruang personal mempakan proses dinamis yang memungkinkan diri kita keluar darinya sebagai suatu perubahan situasi.

d. Ketika seseorang melanggar ruang personal orang lain, makadapat berakibat kecemasan, stres, dan bahkan perkelahian.

e. Ruang personal berhubungan secara langsung dengan jarak-jarak antar manusia, walaupun ada tiga orientasi dari orang lain: berhadapan, saling membelakangi, dan searah.

TERITORIALITAS

Holahan (dalam Iskandar, 1990), mengungkapkan bahwa teritorialitas adalah suatu tingkah laku yang diasosiasikan pemilikan atau tempat yang ditempatinya atau area yang sering melibatkan cirri pemiliknya dan pertahanan dari serangan orang lain. Degan demikian menurut Altman (1975) penghuni tempat tersebut dapat mengontrol daerahnya atau unitnya dengan benar, atau merupakan suatu territorial primer. Menurut Lang (1987), terdapat empat karakter dari territorialitas, yaitu :

1. Kepemilikan atau hak dari suatu tempat

2. Personalisasi atau penandaan dari suatu area tertentu

3. Hak untuk mempertahankan diri dari ganggunan luar

4. Pengatur dari beberapa fungsi, mulai dari bertemunya kebutuhan dasar psikologis sampai kepada kepuasan kognitif dan kebutuhan-kebutuhan estetika.

Altman membagi teritorialitas menjadi tiga, yaitu: teritorial primer, teritorial sekunder dan teritorial umum.

1. Teritorial Primer

Teritori ini dimiliki serta dipergunakan secara khusus bagi pemiliknya. Pelanggaran terhadap teritori utama ini akan mengakibatkan timbulnya perlawanan dari pemiliknya dan ketidakmampuan untuk mempertahankan teritori utama ini akan mengakibatkan masalah yang serius terhadap aspek psikologis pemiliknya, yaitu dalam hal harga diri dan identitasnya.

2. Teritori Sekunder

Jenis teritori ini lebih longgar pemakaiannya dan pengotrolan oleh perorangan, dapat digunakan oleh orang lain yang masih di dalam kelompok atau pun orang yang mempunyai kepentingan kepada kelompok itu.

3. Teritorial Umum

Teritori ini dapat digunakan oleh setiap orang dengan mengikuti aturan-aturan yang lazim di dalam masyarakat dimana teritorial umum itu berada dan digunakan secara sementara dalam jangka waktu lama maupun singkat. Berdasarkan pemakaiannya, teritorial umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Stalls : suatu tempat yang dapat disewa atau dipergunakan dalam jangka waktu tertentu, biasanya berkisar antara jangka waktu lama dan agak lama. Contohnya: ruangan kerja.

b. Turns : mirip dengan stalls hanya berbeda dalam jangka waktu penggunaannya saja, turns dipakai dalam waktu singkat. Contohnya : antrian karcis.

c. Use Space : teritori yang berupa ruang yang dimulai dari titik kedudukan seseorang ke titik kedudukan objek yang sedang diamati seseorang.

HUBUNGAN ANTARA PRIVASI, RUANG PERSONAL dan TERITORIALITAS

Perilaku teritorialitas manusia dalam hubungannya dengan lingkungan dapat dikenal antara lain pada penggunaan elemen-elemen fisik untuk menandai demarkasi teritori yang dimiliki seseorang, misalnya pagar halaman. Pagar halaman misalnya, teritori ini dapat diartikan sebagai ruang privasi untuk seseorang. Seseorang memerlukan privasi, ruang personal dan teritorialitas untuk mendapatkan kenyamanan untuk dirinya. Ketika individu mempresepsikan daerah teritorinya sebagai daerah kekuasaannya, itu berarti mempunyai kemungkinan untuk mencegah segala kondisi ketidak nyamanan terhadap teritorinya.

Sumber:

Prabowo, Hendro. Arsitektur, Psikologi dan Masyarakat. Jakarta: Gunadarma. 1998.

www.wikipedia.com