Setelah saya menonton film yang berjudul MY NAME IS KHAN, saya mendapatkan inspirasi untuk judul blog saya selanjutnya. Kebetulan, pemeran utama film tersebut menderita penyakit Sindrom Asperger. Dan akhirnya menjadi judul untuk blog saya.
Apa itu Sindrom Asperger?
Sindrom Asperger adalah salah satu gejala autisme di mana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima. Sindrom ini ditemukan oleh Hans Asperger pada tahun 1944.
Sindrom Asperger dibedakan dengan gejala autisme lainnya dilihat dari kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi atau rata-rata (ini berarti sebagian besar penderita sindrom Asperger bisa hidup secara mandiri, tidak seperti autisme lainnya).
Asperger memiliki kesulitan untuk memahami bentuk-bentuk komunikasi non-verbal serta kata-kata yang memiliki banyak arti seperti itu, dan mereka hanya memahami apa arti kata tersebut, seperti yang ia pahami di dalam kamus. Para penderita sindrom Asperger tidak mengetahui bagaimana memahami ironi, sarkasme, dan penggunaan bahasa slang, apalagi memahami mimik muka/eskpersi orang lain. Mereka juga tidak tahu bagaimana caranya untuk bersosialisasi dengan orang lain dan cenderung menjadi pemalu.
Penting untuk diperhatikan bahwa penyandang SA memandang dunia dengan cara yang berlainan. Sebab itu, banyak perilaku yang aneh dan luar biasa yang disebabkan oleh perbedaan neurobiologi tersebut, bukan karena sengaja berlaku kasar atau berlaku tidak sopan, dan yang lebih penting lagi, adalah bukan dikarenakan 'hasil didikan orang tua yang tidak benar'.
Bagian otak yang memiliki kaitan untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain juga sebenarnya mengontrol bagaimana tubuh bergerak dan juga keseimbangan tubuh. Karena itu, seorang penderita sindrom Asperger mungkin mengalami masalah yang melibatkan pergerakan tubuh, seperti halnya olah raga, atau bahkan jalan kaki, yang terkadang sering terpeleset. Mereka juga memiliki kebiasaan grogi/nervous.
Para penderita sindrom Asperger cenderung lebih baik dibandingkan orang-orang lain dalam beberapa hal seperti matematika dan hitung-hitungan, tulisan serta pemrograman komputer. Banyak Penderita sindrom Asperger memiliki cara penulisan yang lebih baik dibandingkan dengan cara mereka berbicara dengan orang lain. Mereka juga memiliki sebuah minat yang khusus yang mereka tekuni dan bahkan mereka menekuninya sangat detail, serta mereka justru menemukan hal-hal kecil yang orang lain sering melewatkannya
Sifat-sifat dalam belajar dan berperilaku pada murid penyandang Asperger antara lain:
1. Sindrom Asperger merupakan suatu sifat khusus yang ditandai dengan kelemahan kualitatif dalam berinteraksi sosial. Sesorang penyandang Sindrom Asperger dapat bergaul dengan orang lain, namun dia tidak mempunyai keahlian berkomunikasi dan mereka akan mendekati orang lain dengan cara yang ganjil (Klin & Volkmar, 1997). Mereka sering tidak mengerti akan kebiasaan sosial yang ada dan secara sosial akan tampak aneh, sulit ber-empati, dan salah menginterpretasikan gerakan-gerakan. Pengidap Sindrom Asperger sulit dalam berlajar bersosialisasi serta memerlukan suatu instruksi yang jelas untuk dapat bersosialisasi.
2. Walaupun anak-anak penyandang Sindrom Asperger biasanya berbicara lancar saat mencapai usia lima tahun, namun mereka sering mempunyai masalah dalam menggunakan bahasa dalam konteks sosial ( pragmatik ) dan tidak mampu mengenali sebuah kata yang memiliki arti yang berbeda-beda (semantic) serta khas dalam berbicara /prosodi (tinggi rendahnya suara, serta tekanan dalam berbicara) (Attwood, 1998).
3. Mereka juga sering kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan, atau menerima kegagalan yang dialaminya, serta tidak siap belajar dari kesalahan-kesalahanya. (Attwood 1998).
4. Diperkirakan bahwa 50% - 90% dari penyandang Sindrom Asperger mempunyai kesulitan dalam koordinasi motoriknya (Attwood 1998). Motorik yang terkena dalam hal melakukan gerakan yang berpindah-pindah (locomotion), kecakapan bermain bola, keseimbangan, cakap menggerakan sesuatu dengan tangan, menulis dengan tangan, gerak cepat, persendian lemah, irama serta daya mengikuti gerakan-gerakan.
5. Seorang penyandang SA memiliki kesamaan sifat dengan penyandang autisme yaitu dalam menanggapi rangsangan sensori. Mereka bisa menjadi hiper sensitif terhadap beberapa rangsangan tertentu dan akan terikat pada suatu perilaku yang tidak biasa dalam memperoleh suatu rangsangan sensori yang khusus.
6. Seorang penyandang SA biasanya kelihatan seperti tidak memperhatikan lawan bicara, mudah terganggu konsentrasinya dan dapat / pernah dikategorikan sebagai penyandang ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) sewaktu di-diagnosa dalam masa kehidupan mereka (Myles & Simpson, 1998).
7. Rasa takut yang berlebihan juga merupakan salah satu sifat yang dihubungkan dengan penyandang SA. Mereka akan sulit belajar menyesuaikan diri dengan tuntutan bersosialisasi di sekolah. Instruksi yang baik dan benar akan membantu meringankan tekanan-tekanan yang dialaminya.
CARA MENGATASI ANAK SINDROM ASPERGER
1. Selalu ramah kepada anak, tetapi tegas. Jika anda memainkan suatu permainan dan si anak sulit memahaminya, maka lemah lembutlah sekaligus bersikap tegas. Anda mungkin harus menyisihkan waktu untuk memberi penjelasan selama berulang-ulang. Tetapi anak harus bisa belajar mentaati aturan-aturan sama halnya seperti orang lain.
2. Berikan kepada anak penderita Asperger peluang untuk mempraktekkan keahlian yang kurang pada diri mereka. Saya mengerti bahwa anda tidak dapat memaksakan mereka untuk melakukan semuanya. Tetapi jika mereka punya kesempatan untuk melakukan sesuatu bagi diri mereka, maka buatlah yang terbaik untuk mendorong mereka menyelesaikan tugas sebisa mungkin, berikan selalu semangat yang bisa membesarkan hati.
3. Terkadang perilaku yang tidak menyenangkan dari si anak perlu kita abaikan. Saya tahu ini sulit tetapi terkadang inilah yang terbaik. Situasinya seperti anak kecil yang sedang marah hebat. Seringkali kita sebagai orang tua akan mengabaikan perilaku tersebut sampai hilang dengan sendirinya. Tetapi, aktivitas yang memang terlihat jelas membahayakan seharusnya dihentikan dengan segera.
4. Jika diperlukan, bertanyalah kepada si anak apakah anda bisa membantu mereka, khususnya jika anda melihat si anak sedang berjuang dengan sesuatu. Mereka mungkin berkata tidak, tetapi menawarkan pertolongan selalu merupakan sikap yang baik. Ini tidak berarti bahwa anda mengambil alih dan melakukan semua untuk anak. Anda terkadang perlu menyeimbangkan.